Jakarta, NU Online. Memasuki musim buah durian atau kerap disebut duren, masyarakat perlu memperhatikan beberapa hal ketika hendak mengonsumsi buah yang punya beberapa varietas ini. Salah satu yang perlu diperhatikan ialah kuantitas konsumsi karena biasanya duren dibeli dalam jumlah banyak dan dimakan ramai-ramai. Menurut Ahli Gizi dari Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, A. Fahmy Arif Tsani, pada dasarnya duren merupakan buah yang aman untuk dikonsumsi. Namun dia menekankan, ada hal yang perlu diperhatikan bagi orang yang mengalami gangguan kesehatan.
“Pada dasarnya aman, karena duren termasuk buah-buahan yang memang dikonsumsi dan mempunyai kandungan gizi yang baik secara umum selama seseorang tidak mengalami gangguan kesehatan. Artinya orang normal/orang sehat itu aman mengonsumsi duren,” ungkap Fahmy Arif Tsani kepada NU Online, Sabtu (13/1/2024). Fahmy Arif menjelaskan, ada beberapa kelompok orang yang kurang disarankan untuk mengonsumsi duren.
Pertama, orang dengan obesitas atau kelebihan berat badan. Menurut dia, orang yang mengalami obesitas ini dikhawatirkan akan mengalami peningkatan berat badan jika sering mengonsumsi buah berduri ini.
“Justifikasinya karena duren termasuk buah yang tinggi kalori, tinggi gula. Dikhawatirkan dengan makin sering mengonsumsi duren akan semakin meningkatkan berat badan,” jelas salah seorang pengurus Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU) ini.
Kedua, penderita diabetes mellitus. Menurut Fahmy, hal ini disebabkan karena duren mengandung karbohidrat. “Bahwa kandungan makro nutrien atau gizi makro yang ada di duren itu adalah jenis karbohidrat atau gula. Sehingga inilah alasan kenapa tidak disarankan kepada penderita diabetes,” tutur Fahmy.
Ketiga, ibu hamil dengan kondisi diabetes gestasional atau yang mengalami kenaikan diabetes atau kenaikan gula darah pada saat hamil termasuk orang yang rentan jika mengonsumsi duren.
Tadinya sebelum hamil tidak tinggi gula darahnya atau tidak diabetes. Tapi ketika hamil secara fisiologis, karena ada perubahan metabolis maka terjadilah diabetes gestasional, ini juga kurang disarankan dengan justifikasi yang sama,” beber Fahmy.
Keempat, orang yang menderita gagal ginjal juga termasuk kelompok rentan untuk mengonsumsi duren. Hal ini disebabkan karena di samping tinggi gula, duren juga tinggi kalium. “Nah, secara otomatis ketika indeks duren tinggi maka asupan kaliumnya juga akan tinggi sehingga akan memperberat kinerja ginjal,” kata Fahmy yang sedang menempuh studi doktoral Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Kelima, penderita saluran cerna yang mana ini sangat variatif sebab gangguan cerna bisa di mana saja, seperti lambung, dan seterusnya.
“Keenam, adalah alergi. Orang kalau sudah alergi terhadap makanan tertentu maka dia tidak disarankan untuk mengonsumsi makanan tersebut. Misal dia alergi duren, maka dia tidak diperkenankan mengonsumsi duren apalagi dalam jumlah besar,” kata Fahmy.